Seksualitas sekarang ini menjadi hal yang penting untuk diperhatikan, apalagi untuk orang tua yang memiliki anak berusia remaja. Dalam satu tahun ke belakang, terdapat banyak pernikahan pada anak di bawah umur yang pendaftarannya dilakukan secara mendadak karena terjadi 'kecelakaan' ketika berhubungan. Hal ini saya ketahui bukan dari riset ataupun berita yang beredar, melainkan dari pengalaman ayah saya yang berprofesi sebagai modin.
Maraknya fenomena hamil di luar nikah ini sedikit banyak dilatarbelakangi oleh rendahnya pendidikan seksual pada anak. Apalagi pendidikan seksual sering dikategorikan sebagai hal yang tabu, sehingga banyak orang tua yang enggan membahasnya dengan sang anak karena takut memunculkan banyak pertanyaan pada anak.
Padahal seharusnya pendidikan seksual menjadi pendidikan yang diberikan oleh orang tua sejak anak berusia dini, agar dapat menumbuhkan kesiapan pada anak jika bertemu dengan situasi di luar kendali. Anak juga dapat lebih mampu mengontrol diri dan memperkecil kemungkinan terjadinya seks bebas, ketika mereka telah memiliki pemahaman awal mengenai seks.
Apa Sih Pendidikan Seksual Itu?
Pendidikan seksual terdiri dari dua kata, yakni pendidikan dan seksual. Pendidikan sendiri diambil dari kata dasar 'didik' yang berarti pelihara dan latih, serta mendapat awalan 'pe' dan akhiran 'an' yang diartikan sebagai proses. Jadi, pendidikan secara sempit dapat diartikan sebagai proses untuk melatih seseorang untuk mengetahui sesuatu. Lebih jelasnya, pendidikan berarti penumbuhan pengetahuan dari seorang guru kepada anak didiknya secara sadar dan melalui tahapan yang sistematis sehingga mampu mengembangkan pola pikir dan kecakapan pada peserta didik.
Sementara itu, seks dapat diartikan sebagai kelamin atau segala hal yang berhubungan dengan alat kelamin. Jadi, seks tidak berarti melakukan hubungan intim, melainkan segala pembahasan mengenai objek perkelaminan.
Oleh karenanya, pendidikan seksual dapat diartikan sebagai pengenalan sistem reproduksi manusia yang mencakup perubahan fisik, psikologis, dan psikososial agar pembelajar lebih tahu bagaimana sistem kerja tersebut sehingga menumbuhkan pemahaman dan kewaspadaan untuk menjaganya. Pendidikan seksual dapat mencakup beberapa hal, yakni anatomi reproduksi manusia, nafsu birahi, keturunan dan perkembangbiakan manusia, serta penyakit kelamin.
Pentingnya Pendidikan Seksual
1. Memperkenalkan pentingnya organ reproduksi dan bahaya seks kepada anak.
2. Menyiapkan anak untuk menghadapi situasi yang tidak kondusif pada lingkungan luar.
3. Mencegah anak melakukan tindakan seksual yang menyimpang.
4. Mencegah kehamilan pada anak usia dini.
Dampak dari Kurangnya Pendidikan Seksual
1. Terbawa pada pergaulan bebas
Ketika seorang anak tidak berada pada pantauan orang tua, batasan mengenai pergaulan dan lingkungan bergaulnya menjadi sangat luas. Bahkan pergaulan tersebut dapat menarik seorang anak ke dalam lingkungan berbahaya tanpa mereka sadari.
Seseorang yang telanjur merasa nyaman pada lingkungannya, bisa saja menaruh kepercayaan yang tinggi kepada lingkungan itu dan tidak segan memberikan segalanya kepada orang-orang yang telah menciptakan kenyamanan kepadanya. Apalagi ketika mereka kurang mendapat arahan tentang pentingnya menjaga alat reproduksi, maka mereka bisa melakukan hubungan fisik dengan cuma-cuma hanya karena terbawa pada nafsu sesaat.
2. Kehamilan di luar nikah
Dalam hubungan pacaran, tidak jarang terjadi hubungan fisik antara perempuan dan laki-laki. Makin intens hubungan tersebut, maka makin besar kemungkinan untuk menyalahgunakan alat reproduksi mereka. Alhasil, sel telur akan bertemu dengan sperma tanpa sebuah ikatan, hingga berakibat pada kehamilan di luar nikah.
Kehamilan di luar nikah tidak hanya menjadi aib untuk seorang perempuan, tetapi juga dapat menghancurkan keluarganya. Selain itu, kehamilan di luar nikah dapat mencoreng nama baik pihak laki-laki karena membuatnya dilabeli buruk oleh masyarakat.
3. Dihantui oleh perasaan bersalah dan trauma
Seseorang yang pernah melakukan hubungan seksual atau menjadi korban pelecehan seksual, akan selalu terbayangi oleh peristiwa tersebut dan tidak mudah memaafkan dirinya atas kesalahan yang terjadi. Bisa saja mereka takut memulai hubungan dengan orang baru karena sulit melepas bayang-bayang masa lalu.
4. Sulit lepas dari toxic relationship
Ketika seorang wanita telah memberikan tubuhnya, maka seluruh hidupnya telah diberikan kepada laki-laki yang dipilihnya. Dia tidak dapat dengan mudah lepas dari pasangan yang telah mengikatnya, meski tahu bahwa mungkin pasangannya bukanlah orang yang baik. Karena ada pertanggung jawaban yang harus diperjuangkannya.
5. Depresi
Hubungan seksual dapat menimbulkan trauma yang besar kepada seseorang, apalagi jika peristiwa itu sampai menimbulkan dampak yang signifikan untuk hidupnya. Yang terjadi adalah timbulnya rasa stres yang tinggi, sampai muncul pemikiran bahwa tidak ada yang dapat diperjuangkannya dalam hidupnya. Bahkan dapat menimbulkan keinginan untuk bunuh diri.
6. Sulit mengembangkan diri dan percaya pada diri sendiri
Ketika sebuah kehormatan sudah direnggut, kepercayaan diri seseorang mungkin sudah tidak sama lagi. Mereka menjadi kehilangan semangat untuk meraih mimpi-mimpi dan membiarkan hidupnya hancur begitu saja.
Cara Mengajarkan Pendidikan Seksual pada Remaja
1. Memberitahu informasi mengenai seks dan bahaya seks melalui interaksi
Orang tua sebagai seorang pendidik yang pertama dan utama tidak hanya bertugas mengarahkan anak mengenai bagaimana cara bertahan hidup dan meraih kesuksesan. Namun, mereka juga harus jeli dalam memasukkan informasi mengenai seks dan bahaya seks pada interaksi bersama anak. Hal tersebut berguna untuk membentuk pemahaman mengenai bagaimana cara reproduksi bekerja dan bahaya yang dapat ditimbulkan ketika melakukan hubungan seks.
2. Memperlihatkan video mengenai cara kerja reproduksi
Dalam suatu pembelajaran, memutar video yang berkaitan dengan seks bukanlah hal yang buruk. Asal video tersebut bertujuan untuk mengedukasi dan dalam pantauan orang tua. Namun, orang tua harus menghindari video yang terlalu vulgar karena dapat memunculkan gairah dan rasa penasaran yang tinggi pada anak untuk melakukannya.
3. Memasukkan materi reproduksi pada materi pembelajaran
Selain memperkenalkan bahaya seks melalui interaksi pada orang tua dan anak, penjelasan mengenai seks juga dapat diberikan oleh pendidik formal seperti guru, sebagai orang tua kedua bagi seorang murid. Hal ini untuk menanggulangi pikiran yang bebas ketika jauh dari pantauan orang tua, sekaligus mengingatkan anak bahwa seks bebas adalah tindakan yang merugikan.
4. Rajin membuka diskusi
Tugas utama orang tua adalah mendidik dan menjadi teman yang baik untuk anak-anaknya, terlepas dari kelelahan orang tua dalam bekerja. Oleh karena itu, orang tua harus pandai dalam mencari waktu untuk berinteraksi dengan anak. Penting untuk orang tua menanyakan perasaan anak dan mengetahui kegiatan apa yang sedang anaknya lakukan. Karena dengan begitu, anak tidak akan merasa kesepian dan mencari perhatian ke luar.
Orang tua dapat membuka pembicaraan singkat bersama anak mengenai kegiatan di sekolah, hal apa yang sedang anak tekuni, teman-teman-teman sang anak, atau mungkin orang spesial yang dimiliki oleh anaknya. Kemudian pembicaraan bisa dilanjutkan dengan memberikan penjelasan mengenai alat reproduksi beserta fungsinya kepada anak.
Bila orang tua berbicara dengan pendekatan yang baik, anak akan memiliki rasa antusias yang tinggi dan mau mendengar pesan yang diberikan oleh orang tuanya. Selanjutnya mereka akan belajar sendiri dan perlahan paham bahwa alat reproduksi adalah hal yang penting untuk dijaganya.
Demikianlah bahasan mengenai pentingnya pendidikan seksual pada anak untuk mencegah terjadinya seks bebas pada pergaulan remaja. Semoga pembahasan singkat ini dapat memberi pemahaman mengenai pentingnya pendidikan seksual dan mampu menghindarkan kita dari bahaya seks bebas.
Setelah membaca ini aku jadi teringat sebuah tulisan di quora yang menceritakan bahwa ketidaktahuan dirinya tentang seks membawa petaka yang amat menyeramkan nantinya
BalasHapusTentang memasukan materi pendidikan seksualitas pada pembelajaran, alhamdulillah di sekolah ada bab khusus tentang reproduksi di kelas 9 SMP atau MTS pada mata pelajaran IPA, dan ya memang penting banget pendidikan seksualitas ini, karena faktanya banyak anak selevel kelas 9 yang belum paham tentang reproduksi secara umum
BalasHapusUsia remaja adalah usia getol-getolnya nyari tau tentang segala hal, terutama yang berhubungan dengan seks. Banyak yang gatau hingga akhirnya coba-coba, karena kurangnya pendidikan seksual. Makasih infonya kak. Berguna banget buat anakku yang sedang remaja
BalasHapusDari zaman SD, aku udah mulai dengar teman sekelas udah nikah karena hamidun. SMP lebih sering terdengar lagi. SMA jarang, tapi lebih sering nemu berita/artikel terkait. Zaman sekarang, aku enggak tau apa yang terjadi, tetapi kegiatan asusila ini diam-diam masih merebak, apalagi kalau didasari atas sama-sama suka. Perlu perhatian khusus pada anak-anak terutama, pendidikan seksual bukanlah hal tabu, melainkan hal penting yang harus diinformasikan untuk mencegah kecelakaan di masa mendatang.
BalasHapusKadang ngomongin soal seksualitas sm anak tu emang masih dianggap tabu. Padahal emang ini penting banget, sih. Gampangnya aja dulu, ngomong nama alat kelamin ke anak dengan nama sebenarnya aja, tanpa pake nama lain yg aneh2. 😅😅
BalasHapusAku juga masih maju mundur nih ngomong sama anak soal pendidikan seks usia dini, biar ntar tuh pas dia remaja ngga kagok gitu sama akuu hahaha.. harus dimulai emang yahh
BalasHapusPadahal kan yang namanya nikah itu nggak cma maalah seksual. Makanya, memang penting banget mengedukasi remaja kita supaya nggak jatuh ke pergaulan bebas yang dapat membuatnya mendekati zina. Padahal, mendekatinya aja sudah dilarang sama agama (Zen)
BalasHapusDari indonesia, ada tuh film Dua Garis Biru sama serial Little Mom. Ceritanya tentang pernikahan usia masa sekolah. Dan secara utuh, poin-poin pentingnya sudah tergambarkan banget dari tulisan ini. Keren artikelnya!
BalasHapusPendidikan seksual masih dianggap tabu oleh orang kebanyakan, meski dampaknya terlihat sangat jelas dan banyak terjadi.
BalasHapusSetuju banget! Memang penting sekali mengajarkan pendidikan seks ke anak bahkan sejak usia dini.
BalasHapusPendidikan seksual merupakan salah stau tanggung jawab orang tua pada anaknya, jangan sampai anak-anak tidak diberi bekal tentang hal ini dan nantinya terjebak pada tindakan seksual yang menyimpang karena keridaktahuaannya
BalasHapusDuh, aku jadi ingat cuplikan berita di tv dan instagram tentang anak-anak yang minta dispensasi nikah dini. Melihat dampaknya, ngeri juga ya..
BalasHapusSudah saatnya ornag tua memahami pendidikan seks dan memahamkannya kepada anak-anak secara pelan, bertahap. Tujuannya agar anak bisa menjaga diri ketika di luar rumah.
BalasHapus