Berbekal tantangan dari 30 Days Journaling Challenge hari ini, yang mengharuskan aku menjawab pertanyaan tentang apa sajakah ucapan yang dapat membuatku down, aku merasa tertarik membahas tentang ini. Karena sering kali ucapan orang lain menjadi pisau yang melukai hati seseorang, menikamnya hingga merasakan sakit yang teramat sangat. Akan tetapi, si penikam itu tidak pernah menyadari dahsyatnya tikamannya. Hingga terkadang menganggap seseorang terlalu berlebihan.
Tertikam oleh Kata-Kata
Sudah menjadi kebiasaan orang-orang untuk mengkritik apa yang menurutnya kurang tepat. Kritikan tersebut tidak selamanya bertujuan buruk, bahkan terkadang bertujuan untuk memberitahukan apa yang kurang dari seseorang. Hanya saja tidak setiap perkataan disampaikan dengan bahasa yang santun, sehingga rawan terjadinya sakit hati.
Salah satu contohnya adalah seorang siswa yang cukup tertinggal dari teman-temannya. Melihat perkembangannya yang kurang signifikan, tentu membuat guru menjadi empati dan menginginkan siswa tersebut dapat mengejar ketertinggalannya. Guru tersebut menunjukkan hal yang kurang dari sang siswa, dengan harapan siswanya dapat berusaha memperbaiki apa yang kurang dan mampu mengejar ketertinggalannya. Namun, saking semangatnya dalam memberi dorongan, sang guru tanpa sengaja melukai hati siswa. Mungkin dengan perkataan siswa tersebut terlalu kaku, membandingkan siswa tersebut dengan yang lainnya, atau justru mengeluarkan cemoohan. Hal itulah yang justru membuat siswa semakin merasa tidak berdaya dan tidak bersemangat dalam memperbaiki diri.
Perlu disadari bahwa tidak ada satu orang pun yang ingin memiliki kekurangan. Tanpa kita berikan ucapan yang menyinggung kekurangannya, seseorang pasti telah menyadari kekurangannya dan berusaha mengubah apa yang salah, tetapi usahanya masih belum membuahkan hasil. Jadi, daripada membahas sesuatu yang kurang, memberikan dukungan secara persuasif tentu lebih membuatnya merasa nyaman dan mau berubah.
Namun, bagaimana cara memberikan dukungan kepada orang lain tanpa membuatnya merasa rendah? Yuk, simak tipsnya di bawah ini.
Tips Menjaga Tutur Kata agar Tak Terasa Menikam
- Tarik perhatiannya dengan membahas hal mengenai kekurangannya dan amati perubahan mimiknya
Sangat sulit membedakan antara hal-hal yang membuat seseorang merasa sensitif dengan hal yang dirasa lumrah. Beberapa hal yang mungkin kita rasa bernilai kecil, bisa jadi terasa besar untuk orang lain. Oleh karena itu, sebelum kita mengeluarkan pendapat, arahkan pembicaraan pada sesuatu yang ingin kamu utarakan.
Misalkan saja tentang pekerjaan. Sebenarnya kamu hanya ingin tahu apakah temanmu sudah memiliki pekerjaan atau belum, apakah dia menyukai pekerjaannya, serta bagaimana sistem kerja di sana. Jika kamu langsung menanyakan apa dia sudah bekerja, bisa saja hal tersebut ditangkap sebagai sesuatu yang menyinggung karena temanmu sedang tidak percaya diri pada dunia kerja. Belum lagi jika dia sedang dalam keadaan hati yang buruk, hal tersebut dapat berubah runyam.
Maka mulailah dengan pembicaraan seputar keadaan terjadi saat ini beserta informasi tentang lapangan pekerjaan. Setelah itu, lihatlah raut wajahnya. Jika wajahnya terlihat berubah ketika kamu membahas topic tersebut, artinya pekerjaan menjadi sisi sensitif untuknya dan berhentilah untuk membahasnya. Namun, jika tidak, arahkanlah pembicaraan pada bagaimana progress pekerjaannya dan tunjukkanlah antusiasmu pada jawaban tersebut.
- Jangan paksakan apa yang kamu yakini, tetapi bukalah diskusi mengenai asumsimu
“Masa hal semudah ini aja kamu enggak bisa, ketinggalan zaman banget. Lihat deh teman sebayanya, udah pada jago semua loh.”
Menurutmu, jika ada seseorang yang mengeluarkan perkataan semacam itu, terdengar menyenangkan atau menebalkan? Pasti menyebalkan, bukan?
Nah, artinya ubah kata-kata yang semula bermaksud menunjukkan bahwa hal yang belum dia lakukan adalah hal yang lazim dilakukan orang-orang, menjadi penjelasan mengenai betapa pentingnya hal tersebut. Karena dengan demikian, dia akan termotivasi untuk berhasil melakukannya, meski semula terasa sangat sulit.
Contohnya seperti ini:
“Tidak masalah kok kalau kamu belum bisa, mungkin waktunya saja belum tepat. Aku dulu ketika di posisimu, juga merasakan hal yang sama. Takut memulai dan mengambil risiko yang ada. Namun, ketika kita telah mengumpulkan tekad untuk melakukannya, semua terasa dipermudah. Jadi, buat dirimu nyaman dulu dan temukan alasan mengapa kamu harus bisa melakukan itu. Kalau sudah, jalannya pasti akan dipermudah. Semangat.”
- Mulai tanyakan hal yang sebenarnya dia inginkan
Tidak setiap hal yang kita atau kebanyakan orang inginkan, juga menjadi hal yang diinginkan orang lain. Bisa jadi seseorang memilih jalannya sendiri dengan penuh pertimbangan. Jadi, jangan paksakan orang lain untuk mengikuti hal yang disebut ‘biasa’.
Pertanyaan seputar apa yang dia inginkan bukan hanya akan membuatnya merasa aman, tetapi dapat menjadi dukungan emosi bahwa ada orang yang memihak padanya. Hal tersebut mampu membuat seseorang lebih percaya diri dan mau berbagi keluh kesahnya, serta mempercayakan kita untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapinya.
- Tempatkanlah diri sebagai teman dan cobalah untuk mengajaknya berbenah
Ketika seseorang mengeluarkan keluh kesahnya atas suatu hal, artinya dia sedang bingung dan membutuhkan pencerahan atas hal tersebut. Sikap yang seharusnya kamu berikan bukanlah menunjukan bahwa ada suatu hal yang keliru, tetapi tunjukkan bahwa kamu dapat menjadi pendengar yang baik dan dia dapat mempercayakan semuanya padamu.
Jika dia sudah merasa percaya, artinya dia dapat mendengarkan segala usulmu dengan pikiran yang terbuka. Bahkan dia tidak akan mudah marah biarpun usulmu tidak sesuai dengannya. Hal yang harus kamu lakukan selanjutnya adalah bicara secara halus kepadanya bahwa ada beberapa hal yang perlu dibenahi. Tunjukkan apa yang keliru beserta alasannya. Lalu ajak dia berbenah, tanpa memaksakan hal tersebut kepadanya.
- Tunjukkanlah bahwa kamu akan selalu ada bersamanya
Ketika seseorang sedang berada dalam masalah yang pelik, dia sering tidak percaya diri. Terkadang dia juga akan mudah curiga pada sekitarnya dan merasa bahwa tidak ada satu orang pun yang dapat dipercayai. Menghadapi hal tersebut, jangan tunjukkan bahwa sikapnya terkesan berlebihan dan aneh. Bicaralah dengan nada yang lembut dan katakana bahwa kamu akan selalu mendukung setiap keputusannya. Karena perkataan sederhana semacam itu selalu mampu membuat seseorang menjadi lebih tenang dan percaya diri.
- Dukung setiap perubahannya, meski perubahan tersebut teramat kecil
Sering kali orang yang sedang berusaha mengubah dirinya menjadi lebih baik, tidak mendapatkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Beberapa titik perubahan tersebut pun kerap dijadikan sebagai bahan cemoohan, yang justru membuat seseorang membenci perubahan tersebut. Sedangkan sebenarnya tidak ada yang salah dari sebuah perubahan, hanya saja orang lain lebih menuntut hasil dibandingkan prosesnya.
Oleh karena itu, dukung setiap perubahan yang dilakukan seseorang, meski terkesan samar dan hasilnya masih belum sesuai. Karena dalam proses memperbaiki diri, selalu ada kejutan yang terjadi. Mungkin hari ini masih nihil, tetapi bisa saja esok hasilnya sangat memukau. Jadi, jangan pernah sepelekan seseorang yang bertekad untuk melakukan perubahan. Karena bisa saja hasilnya di luar yang kamu bayangkan dan mampu membuatmu tertinggal jauh darinya.
Demikianlah pembahasan mengenai tips menjaga tutur kata agar tak terasa menikam. Semoga pembahasan kali ini bermanfaat, terutama untuk kalian yang ingin menjaga tutur kata agar tak menyinggung sisi sensitif seseorang. Dan marilah kita berusaha menjaga lidah kita dari perkataan yang dapat melukai perasaan orang lain. Karena mulutmu adalah harimaumu.
Posting Komentar
Posting Komentar