Halima Maysaroh atau dikenal dengan nama pena Ha Mays, lahir
di Numlea, Maluku, pada tanggal 5 November 1988. Beliau merupakan anak perempuan
tunggal dalam keluarganya dan memiliki darah Sunda-Jawa. Ayahnya dari Garut, sedangkan
ibunya merupakan wanita asli Ponorogo.
Ha Mays pernah bersekolah di SD Negeri XVI Buru, SMP Negeri
4 Mako, dan SMA Negeri 2 Weapo. Setelah lulus dari jenjang menengah atas, beliau
melanjutkan pendidikannya di Universitas Pattimura, Ambon, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, dengan bidang studi Bahasa Inggris.
Keluarganya masuk dalam kategori kurang mampu, yang
membuatnya sering dipandang rendah oleh orang sekitar. Pergaulannya pun cukup
terbatas karena tidak memiliki uang, motor, baju bagus, atau benda berharga
lainnya. Semasa sekolah, Ha Mays memiliki cita-cita yang berbeda-beda di setiap
jenjang pendidikannya. Ketika masih duduk di sekolah dasar, beliau sempat
bercita-cita menjadi seorang pemulung. Sewaktu SMP, berkeinginan menjadi guru
bahasa Inggris agar dapat berpergian ke luar negeri dan melihat salju secara
langsung. Kemudian ketika SMA, ingin menjadi penulis agar dapat dikenal dunia. Sedangkan
ketika berkuliah, ingin berprofesi sebagai make-up
artist.
Dari sekian banyak cita-cita tersebut, Ha Mays memilih untuk
menjadi guru bahasa Inggris. Alasannya karena dengan cakap berbahasa Inggris,
beliau dapat menyempitkan dunia dalam artian mudah berkomunikasi dengan warga
asing. Harapannya agar suatu saat beliau dapat berkunjung ke luar negeri yang
memiliki musim salju.
Keinginannya menjadi seorang penulis yang dikenal dunia pun
masih berlanjut, meski telah berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di
SMP Negeri 19, Buru, Maluku. Seseorang pernah mengatakan kepadanya bahwa
kepintaran belum cukup membawanya pada kesuksesan jika tidak memiliki uang. Ha
Mays ingin dikenal banyak orang, terlebih lagi dikenal orang satu dunia. Untuk itu,
Ha Mays ingin menjadi seorang penulis karena jika dengan membaca saja orang
dapat mengenal dunia, bukan tidak mungkin dengan menulis ia dapat dikenal
dunia.
Ha Mays pernah turut serta dalam menulis bersama sebuah
komunitas menulis dan menjadi kontributor buku Sang Pemilik dan Senandung
Jejaknya. Karya solo yang diterbitkannya ialah antalogi Ekamatra Sajak (Ek, Sa)
serta novel Sang Kala.
Penghargaan yang pernah dicapainya ialah menjadi delegasi
Maluku dalam ajang Student Centered- Open
minded- Active- and Reflective 2019 yang diselenggarakan oleh kedutaan
Amerika Serikat di Nusa Dua, Bali. Ha Mays pernah tercatat sebagai peserta
terbaik Ramadhan Writing Challenge (RWC)
2019, Komunitas One Day One Post (ODOP). Dan saat ini kembali masuk di
Komunitas ODOP Batch 7, Grup Tokyo.
Jika penasaran pada sosok Ha Mays, kalian dapat
mengunjunginya di hamaysmenulis.blogspot.com atau dapat pula
berteman dengan Instagramnya @ha_mays_
#biografi
#odop
#odopbatch7
#tantanganpekan8
#finish
Waaaaah itu akuuuuuuhhhh 😍😍
BalasHapus