Hari keenam, bulan delapan. Nampak terukir elok sebagai hari kelahiranmu. Lingkar merah yang menghiasi tiap-tiap kalender rumahmu, bak pengingat bahwa inilah hari bahagiamu. Hari-hari yang engkau lalui telah mengukir angka 7120 dalam hitungan hari, 240 dalam hitungan bulan, serta 20 dalam hitungan tahun. Dan kini engkau telah tumbuh menjadi gadis cantik dan periang.
“Almas,” teriak salah satu teman kepadamu.
Almas, lebih lengkapnya Almas Inti Kiasati. Nama yang penuh arti dan pengharap dari orang tuamu agar engkau dapat tumbuh menjadi gadis yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa.
Senyuman merekah di bibirmu mendengar panggilan itu. Kemudian engkau berlari mendekati si pemanggil dan duduk bersamanya. Sosokmu yang ceria dan mampu mencairkan suasana, seolah menjadi daya pengikat yang membuat siapa pun merasa nyaman ketika berada di dekatmu.
“Aku punya kue ulang tahun, mari kita bagi di sekre,” ucapmu kepada teman-teman yang sedang duduk bersamamu.
Semuanya saling menunjukkan wajah semringah dan berteriak ingin. Ah, pastinya, kue-kue yang engkau bawa selalu terbukti kelezatannya. Tidak jarang pun dijadikan bahan rebutan, saking nikmatnya.
Engkau dan teman-teman pun berjalan menuju lantai ketiga Gedung A Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, tujuannya adalah ke sekre Hayamwuruk. Dalam tiap derap langkah, tidak ada sunyi yang terasa. Mengesampingkan ruangan-ruangan yang dipenuhi oleh dosen, mahasiswa, dan akademika lainnya, canda tawa tidak pernah absen dari mulutmu.
Engkau begitu bahagia di hari kelahiranmu.
“Pokoknya kita nanti harus julid bareng, aku punya bahan pembicaraan yang up to date.”
Kejulidan seperti tidak dapat absen darimu, meski ini adalah hari kelahiranmu. Teman-teman pun menyambut riang perkataanmu barusan, kalian begitu sepaham.
Pintu sekre Hayamwuruk menyambut kedatanganmu dan teman-teman. Setelah melepas sepatu, kalian masuk ke dalam ruangan tersebut dan mendudukkan pantat masing-masing di lantai. Di tempat inilah, semua yang menjadi bagian dari Hayam Wuruk berkumpul. Sekadar menunggu jeda mata kuliah, ngadem, diskusi, ataupun melakukan rapat rutin. Terkadang pun jika ada isu yang sedang hangat, kalian membicarakannya dengan penuh semringah, sembari menyelipkan candaan lain agar suasana menjadi lebih hidup.
Orang terakhir menutup pintu sekre Hayamwuruk dengan sedikit diberi celah, tujuannya agar ada sedikit udara yang masuk. Menjadi lebih petang memang, tetapi inilah keasyikannya.
Sayang sekali, dengan tertutupnya pintu tersebut, aku juga harus mengakhiri cerita ini. Harapanku di hari kelahiranmu ini cukup sederhana, bahkan cenderung pasaran. Semoga engkau tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik di setiap harinya, tetap tegar menghadapi badai permasalahan yang nyaris menyeretmu ke samudera kegelapan, serta tidak melupakan tugasmu sebagai seorang hamba kepada Tuhan-mu. Doaku untukmu, tetap semangat dalam menjalankan segala hal yang telah kaupilih.
Sekali lagi, selamat menua, Almas Inti Kiasati!
Hwaa sahabat yang baiik ;)
BalasHapusAku pun turut berdoa, semoga keberkahan selalu menyertai kehidupan Almas 😊
BalasHapusyaampun ngajak julid bareng :(
BalasHapusAlmas Inti Kiasati...bagus namanya,apa makna doa yang dititipkan ortunya ya?
BalasHapusYeeee, selamat ulang tahun buat Almasnya u.
BalasHapuskyaknya penulis sayang bgt ya hihi sama almas ini
BalasHapus