Semua orang yang kutemui berkata bahwa tidak sepantasnya kita bersama
dan saling menyayangi hingga sedemikian dalamnya. Aku berusaha tetap tenang,
tidak sekali pun kuindahkan perkataan itu. Bagiku, yang tahu seberapa besar
kita saling menyayangi adalah kita sendiri. Namun, tidak tahukah kamu bagaimana
hancur hatiku ketika kamu ikut menginginkan agar kita jaga jarak? Aku hancur
sehancur-hancurnya.
Menyayangi sesuatu secara berlebihan itu tidak baik, aku pun setuju atas
pernyataan itu. Aku selalu berpikir untuk tidak menyayangi sesuatu secara
berlebihan karena itu memang tidak baik. Akan tetapi, kamu lain, kamu istimewa.
Kamu memiliki banyak hal yang membuatku tidak dapat lepas darimu. Aku tahu kamu
tidak menyukai kenyataan ini, bahkan kamu selalu memarahiku ketika aku menganggapmu
lebih. Sayangnya, bukan aku menentukan siapa yang boleh kuanggap istimewa,
tetapi alam bawah sadarku.
Sebelum mengenalmu, aku adalah orang yang tidak pernah menganggap
penting seseorang. Aku biarkan orang mendekat, tetapi tidak kubiarkan mereka
menetap dalam hidupku. Aku sudah kenyang dengan kedekatan yang hanya bertahan atas
kepentingan. Namun, ketika aku dekat denganmu, aku rasakan hal lain. Semacam ketulusan
dalam kedekatan yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Aku nyaman, sangat
nyaman. Dan kenyamanan itu menciptakan petaka dalam hidupku.
Untuk kamu, orang yang telah menjauh, ingin sekali aku ungkapkan
perasaan rindu. Ya, ini berlebihan. Perpisahan adalah keputusan kita, bahkan
inilah yang terbaik untuk masing-masing. Namun, aku bisa apa. Alam bawah
sadarku ternyata menginginkanmu kembali. Seberapa sering mulutku mengatakan
bahwa aku bisa tanpamu, nyatanya jiwaku rapuh tanpamu. Hampa sekali hidupku
tanpa rutinitas obrolan kita. Meski tahu bahwa kamu biasa saja tanpa aku,
bahkan jauh lebih menyenangkan ketika tiada aku. Alam bawah sadarku tiada pernah
berhenti menyebut namamu.
Aku sangat merindukanmu.
Sungguh merindu.
Jika ada cara untuk menghapus namamu dalam pikiranku, aku akan lakukan. Seberapa
tersiksanya aku ketika melakukannya, akan kuterima. Mungkin kamu sengaja
melakukan ini agar aku tidak tergantung kepadamu, tetapi ini seperti membunuhku
secara perlahan. Aku benci sekali dengan keadaan ini, tetapi tidak dapat
melakukan apa pun untuk menyelamatkan diriku. Aku terpuruk, sendiri.
Tolong bantu aku, beritahu cara untuk membunuh perasaan rindu dan rasa
bersalah ini. Sudah kucoba berbagai cara, tetapi tidak berhasil. Aku hampir
gila.
Terakhir, untukmu yang telah menjauh, izinkan aku mengucap kata
penyesalan. Andai saat itu aku tidak melakukan hal yang menjurus pada
perpisahan kita, mungkin kita masih bersama. Aku menyesal, aku ingin kita dapat
sedekat dulu. Meski ketidakmungkinan menjadi jawabnya. Sungguh, aku butuh kamu
untuk membuatku menjadi yang lebih baik.
Semoga kamu bahagia dengan hidupmu yang sekarang ini.
Salam rinduku dan sayangku, Untukmu.
Semoga yg nulis juga bahagiaaa :)
BalasHapusSemoga rindu kita memberi petunjuk untuk kemana kita pergi. Aamiin
BalasHapusSaya jadi ikut rindu dengan nasehat" membangun haha
BalasHapusKo jd nular rinduny 😅
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHwaa bahas rindu ;')
BalasHapusRindu...oh rindu ia datang memang untuk menjadi bumbu, selamat berburu dan meramu hehe
BalasHapusSpeechless kalau udah menyangkut rindu² gini, sihðŸ˜
BalasHapusCuma rindu yang bisa ngertiin..dan semoga rasa rindu terobati meski tanpa dirinya..:)
BalasHapuskolom komentar banjir rindu. aku juga pengen rindu ah. rindu istri masa depan yang gak tau ada di mana hahaha.
BalasHapus